Membuat robot itu mudah. Bahkan, untuk mempelajarinya bisa dimulai dari tingkat taman kanak-kanak(TK). gyahaha.. =)) cenderung berlebihan, tapi memang begitu kenyataan saat ini. Satu yang perlu dijadikan pegangan, sederhakan konsep pembuatan robot. Buang pikiran yang menganggap robot itu rumit.
Membuat robot akan menjadi mudah jika badan robot dianalogikan dengan manusia. Untuk melaksanakan aktivitasnya, manusia dilengkapi dengan pancaindra, itak, dan badan. Hal itu tidak jauh berbeda dengan robot yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu sensor, microprocessor atau mikrokontroler, dan aktuator. Fungsi ketiganya sama dengan tubuh manusia.
Sensor adalah pancaindera robot, mikrokontroler adalah otak robot, dan aktuator adalah badan robot. Di bawah ini adalah salah satu jenis sensor, yaitu sensor panas UVTRON.
Melalui sensor, robot dapat mengenali informasi. Sensor tersebut dapat dirancang untuk mengenali suara, cahaya, sentuhan, atau lainnya. Informasi dari sensor kemudian diolah oleh mikrokontroler. Setelah mikrokontroler mengirim perintah bagi robot untuk merespons seperti bergerak, mengeluarkan cahaya, atau hal lainnya. Aksi robot itu akan diaplikasikan melalui aktuator. Di bawah ini merupakan salah satu jenis aktuator, yaitu motor DC.
Lebih jauh lagi, misalnya manusia haus kemudian melihat air dan gelas melalui matanya. Selanjutnya otak mengolah informasi itu dan menggerakkan badan manusia untuk mengambil gelas, mengucurkan air ke dalamnya, lalu minum. Penyederhanaan konsep tersebut merupakan langkah awal yang baik menuju mahir membuat robot. Sementara itu dalam pembuatannya, hal pertama yang perlu dipelajari adalah pembuatan mekanik robot. Dalam jangka panjang, penguasaan mekanik tersebut berguna untuk membuat aktuator.
Pengenalan awal untuk mekanik bisa dimulai dari hal sederhana, misalnya untuk anak TK. Mereka dapat mempelajari mekanik melalui pembentukan lilin menjadi berbagai bentuk. Saat membuatnya, anak-anak dapat memasang lampu flip-flop sebagai hiasan. Untuk membuat lampu menyala tersebut tinggal dihubungkan dengan baterai. Tentu saja, sebaiknya kabel dibenamkan ke dalam lilin agar terlihat apik.
Pembentukan mekanik bahan lilin dapat berlanjut pada bahan materi padat seperti logam. Untuk anak-anak, pada langkah ini mereka mempelajari penggunaan baut. Dengan demikian, lempengan logam itu dapat disusun membentuk kerangka apa saja seperti helikopter, binatang, mobil, atau lainnya. Pada tahap ini mekaniknya memang tidak bergerak karena belum dipasang sensor, tapi pada tahap inilah kreativitas mereka di asah terkait dengan perancangan bentuk.
Jika sudah jago merancang mekanik, penulis menyarankan penggunaan sensor. Dengan sensor, robot dapat memberikan respon meskipun sederhana. Contohnya, berputar sambil mengeluarkan cahaya. Robot jenis ini layaknya sebuah mainan.
Selanjutnya, jika ingin meralih membuat robot yang lebih pintar, mikrokontroler harus digunakan. Robot yang kompleks akan selalu dilengkapi dengan mikrokontroler. Namun, mikrokontroler harus di-downolad terlebih dahulu melalui program yang sudah dirancang di komputer, sehingga untuk melankah ke tahap ini diperlukan keahlian bahasa pemrograman.
Untuk para pemula pembuat robot, jangan dulu kuatir. Saat ini, sudah tersedia software yang memudahkan pembuatan program. Dengan software tersebut, program tidak dibuat dengan car amengetik bahasa pemrograman, tetapi dengan memilih gambar yang tersedia. Software ini dapat diajarkan pada anak tingkat sekolah dasa (SD). Jadi, mereka tidak perlu langsung mempelajari bahasa pemrograman yang sulit. Gambar-gambar dalam software tersebut dapat mewakilinya. Misalnya ingin membuat robot itu bereaksi terhadap suhu, tinggal tekan gambar api atau yang menyimbolkan perintah itu.
Menurut penulis, pembelajaran robot itu sangat penting. Inilah saatnya era robot dimulai. Saat ini penciptaan robot tengah menggeliat dan berkembang. Di negara maju, robot sudah ramai dipelajari dan digandrungi bahkan oleh anak-anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar